Minggu, 05 Mei 2013

keterampilan bertanya


KETERAMPILAN BERTANYA

  A.   Pengertian Keterampilan Bertanya
Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah…any statement which tests or creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya) (Brown, 1975, 103). Dalam proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswa-siswi belajar, artinya memperoleh pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan berpikir.[1]
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.[2]
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.[3] Ada hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu :
1.     Pausing
Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk :
Ø  Memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban
Ø  Untuk memperoleh jawaban yang komplit
Ø  Memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan
Ø  Agar banyak murid yang menjawab.
2.     Prompting
Guru mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan “prompt” mendorong. Caranya ialah :
Ø  Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab
Ø  Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain
Ø  Pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat terjawab.
3.     Probing
Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna.[4]

B.   Pentingnya Keterampilan Bertanya
v  Telah berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan siswa / i menjadi penerima informasi yang pasif
v  Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat
v  Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut para siswa/i lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.
v  Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa/i.[5]

C.   Dasar-Dasar Pertanyaan Yang Baik
1.      Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
2.      Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
3.      Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
4.      Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
5.      Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
6.      Berikanlah respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
7.      Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.[6]

D.   Jenis-Jenis Pertanyaan
1.      Jenis pertanyaan menurut maksudnya
a.       Pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa
b.      Pertanyaan retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c.       Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
d.      Pertanyaan menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban.
2.      Jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi
a.       Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.
b.      Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c.       Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
d.      Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan suatu konsep tertentu.
e.       Pertanyaan sintesis, pertanyaan  ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi pembelajaran
f.       Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.[7]

E.   Tujuan Keterampilan Bertanya
1.      Merangsang kemampuan berpikir
2.      Membantu siswa dalam belajar
3.      Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
4.      Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan[8]
5.      Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat mengikuti sepenuhnya pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain (bahan baru)
6.      Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada mereka
7.      Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya (pengertian mereka)
8.      Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah diketahui/dimengerti oleh murid-muridnya.[9]
                                                                    
F.    Komponen-Komponen Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua kegiatan –kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan[10]:
1.      Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :
a.       Jelas dan singkat
Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa
b.      Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.[11]
c.       Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.
d.      Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.
e.       Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.
f.       Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.
g.      Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut :
Ø  Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
Ø  Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.
Ø  Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.[12]

2.      Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
a.      Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.      Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
c.       Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :
Ø  Klarifikasi
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain.
Ø  Meminta peserta didik memberikan alasan
Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya.
Ø  Meminta kesepakatan jawaban
Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah diajukan.
Ø  Meminta ketepatan jawaban
Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat.
Ø  Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan.
Ø  Meminta contoh
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang diajukannya.
Ø  Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas.
d.      Mendorong terjadinya interaksi
Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah :
Ø  Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
Ø  Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan.[13]

G.  Teknik-teknik bertanya
1.      Tunjukan keantusiasan dan kehangatan
Keantusiasan dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, wajah yang hangat tidak terkesan tegang.
2.      Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir
Dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat.
3.      Atur lalu lintas bertanya jawab
Sering terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban.
4.      Hindari pertanyaan ganda
Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.[14]


[1] Eni Purwati dkk, Microteaching,(Surabaya : Aprinta, 2009) hlm 6-15
[2] Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT Rineka cipta,2000) hlm 157
[4] Bukhari Alma, dkk, Guru Professional (Bandung : Alfabeta, 2009) hlm 24
[5] Eni Purwati dkk, Op.Cit, hlm 6-16
[6] User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 75
[7] Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT Rineka cipta,2000) hlm 158
[9] Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981) hlm 92
[10] Kusnadi, Profesi dan Etika Keguruan, (Pekan Baru : Yayasan Pustaka Riau, 2011) hlm 78
[11] Noerhadi Th,Sri anita wiryawan, Strategi Belajar Mengajar, (universitas terbuka, 1994) hlm 8-4
[12] Djadja Djadjuri, Strategi Belajar Mengajar, (1994) hlm 7-10
[13] E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 73-77
[14] Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008) hlm 63

1 komentar:

  1. Aswr. Bagaimana tahapan seorang guru dalam mengajukan pertanyaan pada siswa, ketika KBM berlangsung. Secara individual dahulu misal sebut si Pulan, kemudian si Bunga. lalu klasikal siapa yang tahu jawabannya? atau sebaliknya " Siapa yang tahu jawabannya?" lalu klo tidak ada yang tahu menunjuk secara Individual. Mhn penjelasannya?

    BalasHapus