KETERAMPILAN
BERTANYA
A.
Pengertian
Keterampilan Bertanya
Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah…any statement which tests or creates knowledge
in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri
siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya) (Brown, 1975, 103). Dalam
proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar
siswa-siswi belajar, artinya memperoleh pengetahuan (informasi) dan
meningkatkan kemampuan berpikir.[1]
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini
guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan
menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi
pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan
pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.[2]
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam
suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan
bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai
stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta
didik.[3] Ada
hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu :
1.
Pausing
Setelah
guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk
:
Ø Memberikan
kesempatan berpikir mencari jawaban
Ø Untuk
memperoleh jawaban yang komplit
Ø Memahami
pertanyaan / menganalisa pertanyaan
Ø Agar
banyak murid yang menjawab.
2.
Prompting
Guru
mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab,
karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus
melakukan “prompt” mendorong. Caranya ialah :
Ø Memberikan
informasi tambahan, agar murid dapat menjawab
Ø Mengubah
pertanyaaan dalam bentuk lain
Ø Pecah
pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat
terjawab.
3.
Probing
Melacak,
menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang
memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid
lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang
akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna.[4]
B.
Pentingnya
Keterampilan Bertanya
v Telah
berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung
menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan siswa / i menjadi penerima
informasi yang pasif
v Latar
belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang
biasa mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat
v Penggalakan
penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut para siswa/i lebih
banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya,
berusaha menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.
v Pandangan
yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa/i.[5]
C.
Dasar-Dasar
Pertanyaan Yang Baik
1. Jelas
dan mudah dimengerti oleh siswa
2. Berikan
informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
3. Difokuskan
pada suatu masalah atau tugas tertentu
4. Berikan
waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
5. Bagikanlah
semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
6. Berikanlah
respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk
menjawab atau bertanya
7. Tuntunlah
jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.[6]
D.
Jenis-Jenis
Pertanyaan
1. Jenis
pertanyaan menurut maksudnya
a. Pertanyaan
permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar
siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini
tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah
tindakan siswa
b. Pertanyaan
retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan
tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c. Pertanyaan
mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun
proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan
jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
d. Pertanyaan
menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat
menambah kualitas dan kuantitas jawaban.
2. Jenis
pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari
pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi
a. Pertanyaan
pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling
rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh
sebab itu dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat
mengungkapkan kembali.
b. Pertanyaan
pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan
jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan
siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi
pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c. Pertanyaan
aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat
menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
d. Pertanyaan
analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan suatu
konsep tertentu.
e. Pertanyaan
sintesis, pertanyaan ini menghendaki
agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian
materi pembelajaran
f. Pertanyaan
evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan
penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.[7]
E.
Tujuan
Keterampilan Bertanya
1. Merangsang
kemampuan berpikir
2. Membantu
siswa dalam belajar
3. Mengarahkan
siswa pada interaksi belajar yang mandiri
4. Membantu
siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan[8]
5. Memusatkan
kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat mengikuti sepenuhnya
pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan
lain (bahan baru)
6. Memantapkan
pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada mereka
7. Mengukur
(mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap
oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya
(pengertian mereka)
8. Akan
jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah diketahui/dimengerti oleh
murid-muridnya.[9]
F.
Komponen-Komponen
Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh
guru karena hampir semua kegiatan –kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan
dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjutan[10]:
1. Keterampilan
Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar
adalah :
a. Jelas
dan singkat
Pertanyaan
hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan
yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak
dapat menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa
b. Pemberian
acuan
Sebelum
pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang
berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.
Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada
pokok bahasan yang sedang dibahas.[11]
c. Pemusatan
Pertanyaan
dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas
menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut
jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan
perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.
d. Pemindahan
giliran
Ada
kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak
dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu
memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran.
Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua
melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.
e. Penyebaran
Penyebaran
pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang
biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan
siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.
f. Pemberian
waktu berpikir
Untuk
menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian
juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk
memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan
pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk
siswa untuk menjawabnya.
g. Pemberian
tuntunan
Kadang-kadang
pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada
yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal
ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru
harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu
memberikan jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain
sebagai berikut :
Ø Memparafrase,
yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah dan
sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
Ø Mengajukan
pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan
jawabannya.
Ø Mengulangi
penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang
diajukan.[12]
2. Keterampilan
Bertanya Tingkat Lanjutan
Keterampilan
bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar
. Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
a.
Pengubahan
tuntunan tingkat kognitif
Guru
hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar
mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.
Pengaturan
urutan pertanyaan
Pertanyaan
yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks
secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau
yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
c.
Pertanyaan
pelacak
Pertanyaan
pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat.
Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :
Ø Klarifikasi
Jika
jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak
jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar
peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain.
Ø Meminta
peserta didik memberikan alasan
Pertanyaan
ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban
yang diajukannya.
Ø Meminta
kesepakatan jawaban
Pertanyaan
ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama
tentang jawaban yang telah diajukan.
Ø Meminta
ketepatan jawaban
Apabila
jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang
lebih tepat.
Ø Meminta
jawaban yang lebih relevan
Jika
jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar ,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang
lebih relevan.
Ø Meminta
contoh
Jika
jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban
yang diajukannya.
Ø Meminta
jawaban yang lebih kompleks
Jika
jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan
pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas.
d.
Mendorong
terjadinya interaksi
Untuk
mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah :
Ø Pertanyaan
hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
Ø Guru
hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya,
janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta
didik untuk didiskusikan.[13]
G. Teknik-teknik bertanya
1.
Tunjukan
keantusiasan dan kehangatan
Keantusiasan
dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab
pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan siswa,
wajah yang hangat tidak terkesan tegang.
2.
Berikan
waktu kepada siswa untuk berpikir
Dalam
proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk
menemukan jawaban yang tepat.
3.
Atur
lalu lintas bertanya jawab
Sering
terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya, secara
bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit
menangkap makna jawaban.
4.
Hindari
pertanyaan ganda
Pertanyaan
ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.[14]
[1] Eni
Purwati dkk, Microteaching,(Surabaya :
Aprinta, 2009) hlm 6-15
[2] Syaiful
Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT Rineka cipta,2000) hlm 157
[4]
Bukhari Alma, dkk, Guru Professional (Bandung
: Alfabeta, 2009) hlm 24
[5] Eni
Purwati dkk, Op.Cit, hlm 6-16
[6] User
Usman, Menjadi Guru Professional,
(Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 75
[7] Syaiful
Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT Rineka cipta,2000) hlm 158
[9] Abu
Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan
Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981) hlm 92
[10]
Kusnadi, Profesi dan Etika Keguruan,
(Pekan Baru : Yayasan Pustaka Riau, 2011) hlm 78
[11] Noerhadi
Th,Sri anita wiryawan, Strategi Belajar
Mengajar, (universitas terbuka, 1994) hlm 8-4
[12] Djadja
Djadjuri, Strategi Belajar Mengajar, (1994)
hlm 7-10
[13] E
Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung
: Pt Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 73-77
[14]
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran
Aktif, (Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008) hlm 63
Aswr. Bagaimana tahapan seorang guru dalam mengajukan pertanyaan pada siswa, ketika KBM berlangsung. Secara individual dahulu misal sebut si Pulan, kemudian si Bunga. lalu klasikal siapa yang tahu jawabannya? atau sebaliknya " Siapa yang tahu jawabannya?" lalu klo tidak ada yang tahu menunjuk secara Individual. Mhn penjelasannya?
BalasHapus